Tugas Sistem Informasi Manajemen, materi pertemuan ke-4
Pengembangan Sistem
A.
Pendekatan sistem
Pada tahun 1910,
John Dewey seorang professor filosofi di Colombia University mengidentifikasi
tiga seri penilaian yang terlibat dalam memecahkan suatu kontroversi secara
memadai yaitu:
1.
Mengenali kontroversi
2.
Menimbang klaim alternative
3.
Membentuk penilaian
Dewey tidak menggunakan istilah pendekatan sistem, tetapi ia
menyadari sifat berurutan dari pemecahan masalah dimulai dengan suatu
permasalahan, mempertimbangkan bermacam cara memecahkannya, dan memilih soliusi
yang tampaknya paling baik.
Kerangka kerja
yang dianjurkan untuk penggunaan computer dikenal sebagai pendekatan sistem. Pendekatan sistem adalah serangkaian
langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan bahwa masalah itu
pertama-tama dipahami, solusi alternative dipertimbangkan, dan solusi yang
dipilih bekerja.
Serangkaian langkah-langkah:
Usaha persiapan
Langkah 1 – Memandang perusahaan sebagai suatu sistem
Langkah 2 – Mengenal sistem lingkungan
Langkah 3 – Mengidentifikasi subsistem-subsistem perusahaan
Usaha definisi
Langkah 4 – Bergerak dari tingkat sistem ke subsistem
Langkah 5 – Menganalisis bagian-bagian Sistem dalam Suatu Urutan
Tertentu
Usaha pemecahan
Langkah 6 – Mengidentifikasi berbagai alternative solusi
Langkah 7 – Mengevaluasi berbagai alternative solusi
Langkah 8 – Memilih solusi terbaik (analisis, penilaian, tawar
menawar)
Langkah 9 – Menerapkan solusi
Langkah 10 – Membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa solusi itu
efektif
B.
Siklus hidup pengembangan
sistem (SDLC : System Development Life Cycle) tradisional
Tahap perencanaan
1.
Menyadari masalah
2.
Mengidentifikasi masalah
3.
Menentukan tujuan sistem
4.
Mengidentifikasi
kendala-kendala sistem
5.
Membuat studi kelayakan
6.
Mempersiapkan usulan penelitian
sistem
7.
Menyetujui atau menolak
penelitian proyek
8.
Menetapkan mekanisme
pengendalian
Tahap analisis
1.
Mengumumkan penelitian sistem
2.
Mengorganisasikan tim proyek
3.
Mendefinisikan kebutuhan
informasi
4.
Mendefinisikan kriteria kinerja
sistem
5.
Menyiapkan usulan rancangan
6.
Menyetujui atau menolak
rancangan proyek
Tahap rancangan
1.
Menyiapkan rancangan sistem
yang terinci
2.
Mengidentifikasikan berbagai
alternative konfigurasi sistem
3.
Mengevaluasi berbagai
alternative konfigurasi sistem
4.
Memilih konfigurasi yang
terbaik
5.
Menyiapkan usulan penerapan
6.
Menyetujui atau menolak
penerapan sistem
Tahap penerapan
1.
Merencanakan penerapan
2.
Mengumumkan penerapan
3.
Mendapatkan sumber daya
perangkat keras
4.
Mendapatkan sumber daya
perangkat lunak
5.
Menyiapkan database
6.
Menyiapkan fasilitas fisik
7.
Mendidik peserta dan pemakai
8.
Menyiapkan usulan cutover
9.
Menyetujui atau menolak masuk
ke sistem baru
10.
Masuk ke sistem baru
Tahap penggunaan
1.
Menggunakan sistem
2.
Audit sistem
3.
Memelihara sistem
4.
Menyiapkan usulan rekayasa
ulang
5.
Menyetujui atau menolak
rekayasa ulang sistem
C.
Prototyping
Prototype memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara
sistem akan berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah
prototype disebut dengan prototyping.
Jenis-jenis prototype, yaitu:
Prototype jenis 1 – Sesungguhnya akan menjadi sistem operasional:
1.
Mengidentifikasi kebutuhan
pemakai
2.
Mengembangkan prototype
3.
Menentukan apakah prototype
dapat diterima
4.
Menggunakan prototype
Prototype jenis 2 – Suatu model yang dapat dibuang yang berfungsi sebagai cetak biru
bagi sistem operasional:
1.
Mengidentifikasi kebutuhan
pemakai
2.
Mengembangkan prototype
3.
Menentukan apakah prototype
dapat diterima
4.
Mengkodekan sistem operasional
5.
Menguji sistem operasional
6.
Menentukan jika sistem
operasional dapat diterima
7.
Menggunakan sistem operasional
D.
Pengembangan aplikasi cepat (RAD : Rapid Application development)
Pengembangan aplikasi
cepat atau RAD (Rapid Application development) istilah ini mengacu pada suatu
pengembangan siklus hidup yang dimaksudkan untuk memproduksi sistem dengan
cepat tanpa mengorbankan mutunya. RAD adalah kumpilan strategi,metodelogi,& alat terintegrasi yangb
terdapat di dalam suatu kerangka kerja yang di sebut rekayasa. Rekayasa informasi adalah
nama yang di berikan martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan
sistemnya.
Unsur-Unsur Penting RAD
RAD membutuhkan
4 unsur penting yaitu:
a.
Manajemen
Manajemen, khususnya manajemen puncak
hendaknya menjadi penguji coba yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru
atau pengadaptasi awal yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan
metodelogi baru
b.
Orang
Anggota dari tim khusus adalah para
ahli dalam metodelogi & alat yang di butuhkan untuk melakukan tugas khusus
mereka masing-masing.
c.
Metodelogi
Metodelogi dasar RAD adalah siklus
hidup RAD
d.
Alat-alat
Terdiri atas bahasa-bahasa generasi
ke-4 & alat-alat rekayasa piranti lunak dengan bantuan computer yang
memfasilitasi prototyping & penciptaan kode.
E.
Menempatkan SDLC tradisional, prototyping, dan RAD dalam prespektif
Tiga metodelogi ini
merupakan cara-cara yang di anjurkan dalam
menerapkan sistem berbasis computer. SDLC tradisional merupakan metodelogi
tertua & akan terus menjadi dasar sebagian besar kerja pengembangan sistem.
Prototyping juga merupakan
metodelogi yang telah cukup mapan & akan terus digunakan bagi proyek-proyek
yang kebutuhan pemakainya masih sulit di definisikan. RAD telah memperoleh banyak dukungan
sejak kelahirannya di awal tahun 1990an & mungkin menjadi metodeogi utama
bagi perancangan & penerapan di masa depan. Saat ini banyak perusahaan
memperbaiki sistem-sistem yang menggunakan teknologi computer yang telah usang.
Upaya untuk memanfaatkan teknologi yang terbaru ini di kenal dengan istilah
BPR. Prototyping & RAD dapat digunakan dalam suatu proyek BPR untuk
memenuhi kebutuhan pemakai secara responsive
F. Pembuatan keputusan
Dalam proses
penyelesaian masalah manajer terlibat dalam pembuatan keputusan (decision
making) yaitu tindakan memilih diantara berbagai alternative solusi pemecahan
masalah. Keputusan di definisikan sebagai tindakan pilihan & sering kali
perlu untuk mengambil banyak keptusan dalam proses pemecahan satu masalah saja.
Jenis Keputusan
a)
Keputusan terprogram bersifat repetitive
& rutin dalam hal prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga
keputusan tersebut tidak perlu de novo
(baru) setiap kali terjadi.
b)
Keputusan tidak terprogram bersifat
baru, tidak terstruktur & penuh kosnekuensi
Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan Menurut Simon
1.
Kegiatan intelegent : mengamati
lingkungan mencari kondisi-kondisi yang perlu di perbaiki
2.
Kegiatan merancang :
menemukan,mengembangkan & menganalisis berbagai alternative tindakan yang
mungkin.
3.
Kegiatan memilih : memilih 1
rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia
4.
Kegiatan menelaah : menilai
pilihan-pilihan yang lalu
G.
Membangun konsep
Dengan pemahaman dasar konsep pemecahan
masalah ini, maka dapat digambarkan bagaimana konsep ini diterapkan dalam
sistem pendukung keputusan, yaitu:
1.
Mengumpulkan
elemen proses pemecahan masalah
2.
Memilih
solusi terbaik (analisis, penilaian, penawaran)
3.
Membedakan permasalahan dengan gejala
4.
Memahami
struktur permasalahan
5.
Memilih jenis
keputusan
H.
Model pendukung pengambilan keputusan (DSS: Decision Support System)
Konsep DSS (Model Pendukung Pengambilan Keputusan)
Gorry & SCOTT
Morton awalnya menggunakan istilah DSS hanya untuk aplikasi computer dimasa
depan. Selanjutnya istilah tersebut di terapkan pada semua aplikasi computer
yang di kasihkan untuk dukungan keputusan baik sekarang maupun masa depan.
Jenis-jenis DSS
menurut Alterdari tingkat kerumitan sistem pemecahan masalah dari yang
memberikan dukungan paling sedikit hingga sangat mendukung, yaitu:
1.
Mengambil elemen-elemen
informasi
2.
Menganalisis seluruh file
3.
Menyiapkan laporan dari
berbagai file
4.
Memperkirakan akibat keputusan
5.
Mengusulkan keputusan
6.
Membuat keputusan
Tujuan DSS
menurut Peter GW Keen bekerja sama dengan scott Morton mereka percaya bahwa DSS
harus :
a.
Membantu manajer membuat
keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur
b.
Mendukung penilaian manajer
bukan mencoba menggantikannya
c.
Meningkatkan efektifitas
pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.
I.
Kecerdasan buatan dan sistem pakar
Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan adalah kegiatan memberikan
pada mesin seperti pada computer kemampuan untuk menampilkan perilaku yang
dianggap erdas jika itu diamati pada manusia. AI menggambarkan aplikasi
computer tercanggih yang mencoba menyerupai beberapa jenis penalaran manusia.
Selain
sistem pakar, AI mencangkup kerja dalam area berikut :
a)
Jaringan syaraf
b)
Sistem presensi persepsi
c)
Belajar
d)
Robotic
e)
Perangkat keras AI
f)
Pemrosesan bahasa ilmiah
Sistem
Pakar
konsep sistem pakar didasarkan pada asumsi bahwa
pengetahuan pakar dapat ditangkap dalam penyimpanan komputer dan kemudian
diterapkan oleh orang lain saat dibutuhkan. Model sistem pakar terdiri dari
empat bagian utama, yaitu:
1.
User
Interface-Memungkinkan pemakai untuk berinteraksi dengan sistem pakar
2.
Knowledge
Base-menyimpanakumulasi pengetahuan dari masalah tertentu yang akan
diselesaikan
3.
Inference
Engine-Menyediakan kemampuan penalaran yang menafsirkan isi knowledge base
4.
Development
Engine-Untuk menciptakan sistem pakar
Sumber:
1. Mc Leod, Raymond & George P. Schell. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 8. PT Indeeks. jakarta. 2004
2. Mc Leod, Raymond & George P. Schell. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Salemba Empat. Jakarta. 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar